| 11-10-2009  | 
| Oleh: Rhoma Dwi Aria Yuliantri  Romo DR. Baskoro T Wardaya,direktur Pusdep, lebih konsentrasi ke sejarah pasca kemerdekaan secara formal ilmiah. Dosen di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan penulis buku “Bung Karno Menggugat", ‘Mencari Supriyadi” dan lainnya. P: Bagaimana  seharusnya pembelajaran   sejarah yang ideal di Sekolah? B : Menurut saya pembelajaran sejarah itu diajarkan dengan   cara yang  kreatif dan imanjinatif, kreatif dalam arti tidak satu cara   yang dipakai, dulu kan model ceramah. Guru menguraikan lalu murid/mahasiswa   mencatat kemudian ujian. Sejarah harusnya diajarkan dengan cara kreatif   dengan beberapa cara yang dipakai dengan ceramah di kelas, menulis paper,   mengadakan penelitian kecil-kecilan, membandingkan teks-teks yang ada dengan   pemutaran film, lalu sejarah menjadi sesuatu yang menarik kalau diajarkan   secara kratif, dan imajinatif. Kalau kita bicara menggenai peristiwa masa   lalu hendaknya jangan hanya menjadi sesuatu yang berjarak saja tetapi masa   lalu itu kita bayangkan hidup sampai sekarang karena secara defakto   penggaruhnya tetap ada sampai sekarang,, kita mengimajinasikan atau mendorong   mahasiswa untuk berimajinasi mengenai kaitan peristiwa yang terjadi di masa   lalu dengan peristiwa setelahnya jadi ada keterhubungan antara yang dulu dan   sekarang bahkan dengan yang masa depan dengan adanya imajinasi itu sejarah   jadi menarik.  P: Pembelajaran Sejarah mendapat alokasi waktu   1 jam,  bagaimana kalau harus imajinatif atau kreatif dengan waktu yang   relative pendek? B:Ya itu saya kira menjadi masalah, tadi yang saya katakan   idealnya.  Dan memang seharusnya sejarah itu lebih dari satu jam, saya   kira itu ada ketidaktahuan atau motif politik untuk membuat orang Indonesia   lupa pada sejarahnya sendiri. Motif politik itu bisa karena inggin menggati   dengan sejarah lain atau juga bisa karena ketakutan keterbongkarnya kejahatan   di masa lalu. Menurut saya idealnya dan kalau bisa dan saya kira harus   diperjuangkan pelajaran sejarah itu lebih dari 1 jam dalam seminggu minimal 2   jam, syukur bisa 3  jam (1 kali pertemuan 1,5 x 2) atau gimana gitu.   Tapi defakto cuman 1 jam itu gimana caranya menurut saya begini itu yang   harus membuat kita kreatif tadi. Memang tatap muka 1 jam atau 50 menit, tapi   siswa diberi PR (pekerjaan rumah) untuk melakukan penelitian diluar kelas   sedangkan dikelas tinggal melaporkan dan diskusi syukur-syukur ada   ekstrakurikuler yang bicara mengenai sejarah jadi waktu 1 jam itu hanya   formalitas, tetapi selebihnya sewa tetep bisa menggembangkan minat sejarah di   luar yang resmi, Misalnya begini kalau mau kreatif sekolah mengganjurkan   anak-anak menulis paper sejarah diakhir  semester yang terbaik mendapat   hadiah, apapunlah bentuknya jadi kan terangsang kalau begitu di luar mereka   tetap akan belajar sejarah. Nah ini yang saya maksud belajar dengan kreatif   dan imajinatif tadi kalau memang anaknya seneng pasti di luar satu jam akan   tetap belajar  sejarah menurut saja. Itu cara lain bisa ditempuh   cara-cara lain.  P: Untuk materi-materi kontroversial di   tingkat SMA disampaiakan seperti apa? B: Ini susah, idealnya kontroversial atau tidak kalau itu   penting dalam sejarah kita harus dibicarakan. Yang kedua kontroversial atau   tidak kan pandangan orang. Itu sebuah peristiwa masa lalu adalah peristiwa   tentang kontroversial atau tidak itu kan tinggal perspektif orang melihatnya.   Jadi harus dibedakan ini. Wah ada peristiwa sejarah yang langsung   kontroversial itu nggak ada. Kontroversial karena ada pihak yang mamandang   begini ada yang memandang begitu. Tetapi kalau dari perpektif itu ya apapun   itu kontroversial karena setiap realitas bisa dilihat dari pelbagai segi   menjadi kontroversial karena kepentingan dia terancam lalu dia menggatakan   kontroversial kalau kepentingan dia tidak terancam ya dia tidak akan   mengatakan itu kontroversial. Jadi istilah kontroversial harus diperjelas   dulu, kalau kontroversial itu sejauh yang merugikan kepentinganmu itu   subjektif sekali semacam itu tapi yang lain harus di cek dulu juga    mengapa kontroversial. Siapa yang mengagap itu kontroversial? Maka menurut   saya bahkan peristiwa yang controversial itu perlu diajarkan pada siswa.   Dalam arti gini apa peristiwanya? Menggapa ini dipandang kontroversial?dan   siapa yang mengatakan ini kontroversial? dan kira-kira kepentingannya apa kok   di mengatakan ini kontroversial? Kalau itu bisa diajarkan saya kira mahasiswa   atau siswa akan dengan semangat mempelajari sejarah bukan hanya pada   peristiwanya tapi bagaimana kepentingan-kepentingan itu terlibat di dalam   memandang peristiwa itu. Nah sekarang caranya gimana? Bagaimanapun juga guru   nasibnya tergantung dari atasnya juga. Caranya mungkin kalau ngak berani:   Tunjukan saja bukunya judul bukunya xxx, suruh nyari sendiri anak-anak lalu bikin   report setelah itu gurunya kan tidak menggajarkan apa-apa hanya menunjukan   saja, peritiwa kontroversial ini bukunya ini silahkan baca dan tangapi lalu   dideskusikan. Selalu ada jalan keluar menurut saya.  P: Banyak guru yang bepegangan buku paket sedangkan   diluar kurikulum banyak buku-buku yang beredar dengan pandangan berbeda dari   buku paket, guru lalu kebinggungan. Nah bagaimana ini? B: Namanya kebingungan tidak mudah mencari jalan   keluarnya. Tapi pada saat yang sama bisa ditempuh cara misalnya begini guru   tetap menggatakan apa yang diminta kurikulum tetapi juga menggatakan bahwa   diluar kurikulum ada pandangan yang berbeda. Nah yang bisa saya ajarkan dalam   satu jam ini yang sesaui kurikulum untuk pandanan yang berbeda silahkan cari   sendiri minggu depan kita bicarakan, Gitu lo. Jadi guru tetep sah karena   menggajarkan sesuai kurikulum yang berbeda kepada siswa ia terus terang   menggatakan ini salah satu cara melihat peristiwa itu ada cara lain bukunya   ini karena waktu kita ngak ada silahkan cari sendiri silahkan buat ringkasan   minggu depan kita bicarakan, disini jadi murid diperkaya mendapat versi resmi   dan versi-versi yang lain jadi siswa diperkaya mendapat versi yang resmi dan   mendapat versi yang lain apalagi kalau dibagi dalam  kelompok silahkan   melihat ini –ini yang berbeda- lalu nanti kita diskusikan dipertemuan kelas   berikutnya  disana ada diskusi lalu peritiwa masa lalu tidak menjadi   sumber pengetahuan saja tetapi menjadi sumber diskusi pemikikan sumber wacana   ya, lalu anak menjadi kristis anak menjadi berpandangan lebih luas bahwa   setiap peristiwa bisa dipandang dari pelbagai perfektik.  P: Seberapa penting pelajaran sejarah? B: Pilihannya hanya dua, penting atau nyaris mutlak   menurut saya. Mengapa? Ada beberapa alas an (1) sejarah itu bukan hanya masalah   mengetahui apa yang terjadi di masa lalu teteapi juga melihat bagaimana masa   lalu itu diceritakan oleh perbagai kelompok dengan berbagai kepentingan   masing-masing sekaligus dengan belajar perpektif yang berbeda kita juga harus   menentukan perpektif kita sendiri kan? Lalu belajar sejarah menjadi sarana   untuk berfikir secara kreatif dan harus menentukan sikap pada akhirnya, saya   setuju dengan yang ini atau dengan yang itu. Sejarah itu sangat edukatif dan   ini berdasarkan naratif artinya mudah dipahami bukan berdasarkan angka atau   statistic atau kisah khayalan ini realitas yang pernah terjadi jadi pasti   menarik kalau caranya bener cocok. (2) sementara negara jepang ditentukan   etnisitas yang sama, atau autralia ditentukan oleh kondisisi geografis   tertentu kita ini kan secara geografis terpisah-etnisnya beda-beda bahasanya   tidak sama, agamanya juga berlainan tetapi kita sebagai bangsa kita bisa   bersatu apa yang menyatukan kita sejarah kan yaitu penggalaman dijajah   belanda bersama-sama dengan pusatnya Batavia dnegan model pemerintahan yang   sentralistik dan penderitaan yang dialami itu kan yang membuat   Indonesia  karena sebelum Belanda datang belum ada Indonesia baru awal   abad 20, lalu yang membuat Indonesia itu apa? Sejarah bukan persamaan etnis,   bukan persamaan pulau, bukan persamaan faktor lain ya kecuali sejarah ya   kalau sejarah itu hilang hilang pula Indonesia menurut saya itu yang membuat   sejarah mutlak.  P: Yang membedakan historiografi Sejarah   Indonesia dan Historiografi Pendidikan Sejarah Apa? B: Dalam pendidikan itu kan yang ditekankan aspek   edukatifnya, jadi menggajar sebagai bagian proses edukatif edukasi siswa,   edukasi formal katakanklah kalau sekolah belajar sejarah ada ujian untuk   kelulusan tapi di masyarakat ngak ada ujian. Di masyarakat itu tadi sejarah   itu penting misalnya,  untuk membina Siece of Nation Hood, rasa   ke Indonesiaan, kedua sebagai masyarakat kita ingin belajar kalau di masa   lalu terjadi pelangaran HAM  yang dasyat sekarang bagaimana caranya   untuk menghindari supaya tidak terjadi jadi di masyarakat tujuannya lebih   luas yang sifatnya informal tetapi penting juga.  P: Kalau untuk pendidikan sejarah apakah perlu   dimunculkan semua peristiwa atau dihilangkan satu periode atau peristiwa   tertentu? B: Kalau menghilangkan satu periode degan sengaja itu   bagaimanapu juga menurut saya akan merugikan untuk jangka panjang karena ada   bagian yang hilang nanti membuat membuat itu perjalanan menjadi pincang..   Kedua, biasanya yang dihilangkan itu karena sebuah kelompok tertentu itu   sedang berkuasa sehingga ingin itu dihilangkan nanti kalau berkuasa kelompok   lain kan kepentingannya beda kalau tradisi itu dibiarkan nanti setiap ada   yang berkuasa ada bagian ada bagian yang hilang, kalau yang berkuasa baru ada   bagian yang baru yang hilang. Bolong-bolong nanti pemahan sejarah kita.    Harusnya tidak usah dihilangkan supaya pengetahuan siswa tentang   sejarah itu selengkap mungkin,lengkap sekali tidak mungkin karena waktunya   terbatas tapi setidaknya selengkap mungkin dan tidak usah direcoki tidak usah   diganggu oleh kepentinggan politis di luar lembaga pendidikan tentunya. ( belajarsejarah.com) | 
|  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar